
Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i mendukung inovasi Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dalam mengembangkan digitalisasi pedesaan melalui kurikulum project based dan sistem pembelajaran berbasis teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI DSTLS)
Klikwarta.com, Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i mendukung inovasi Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dalam mengembangkan digitalisasi pedesaan melalui kurikulum project based dan sistem pembelajaran berbasis teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI DSTLS).
Hal ini disampaikan Wamenag saat menerima audiensi Rektor UICI di Kantor Kementerian Agama, Kamis (18/9/2025).
“Digitalisasi pedesaan adalah langkah nyata untuk memajukan bangsa dari akar rumput. Saya mengapresiasi inisiatif UICI yang memadukan pendidikan tinggi dengan teknologi mutakhir, karena pendidikan tidak boleh berhenti pada teori, tetapi harus mampu menghadirkan solusi konkret bagi masyarakat,” tegas Wamenag.
Wamenag menambahkan, inovasi pendidikan berbasis proyek seperti ini sangat relevan dengan semangat program Kemenag Berdampak, yakni menghadirkan manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kemenag berdampak itu bukan jargon, tapi komitmen. Dukungan kepada program seperti ini adalah bagian dari upaya kita agar pendidikan agama dan umum sama-sama bisa memberi kontribusi nyata untuk bangsa,” ujarnya.
Salah satu rencana strategis yang dibahas adalah pembangunan data center untuk mendukung case study di Kabupaten Buton. Melalui pusat data tersebut, UICI bersama mitra akan mengembangkan berbagai program, seperti Digital Startup UMKM, Smart Kabupaten, dan pengelolaan 15 ribu keramba ikan di wilayah Buton.
“Kalau ini berhasil, maka akan ada transformasi luar biasa. Kita bisa lihat bagaimana pendidikan tinggi bukan hanya melahirkan lulusan, tapi juga solusi. Ini sejalan dengan semangat kita membangun masyarakat yang berdaya saing melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai agama yang moderat,” tutur Wamenag.
Rektor UICI, Laode Masihu Kamaluddin juga menyampaikan bahwa inovasi ini diharapkan mampu mencetak generasi unggul yang tak hanya cakap akademis, tetapi juga mampu berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah.
“Pendidikan tinggi harus bisa menjawab tantangan zaman. Dengan pendekatan project based dan sistem AI DSTLS, mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi langsung berinteraksi dengan realitas sosial, ekonomi, dan budaya di lapangan,” jelas Laode.
Wamenag menutup pertemuan dengan menegaskan kembali bahwa Kementerian Agama selalu membuka ruang kolaborasi dengan perguruan tinggi, khususnya dalam mendorong inovasi yang memberi dampak nyata.
“Saya berharap UICI terus menjadi pelopor, karena digitalisasi pedesaan adalah pintu menuju kemandirian bangsa,” pungkas Wamenag.
(Kontributor: Arif)